Sukses

Pasar Jepang Menyukai Tuna Segar Biak Numfor, Ini Strategi Menteri Trenggono Dongkrak Ekspor

Strategi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk tingkatkan ekspor ikan tuna segara dari Biak Numfor adalah mencanangkan Penangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis kuota penangkapan.

Liputan6.com, Biak Numfor Kualitas ikan tuna segar yang diekspor dari Biak Numfor cukup diterima baik oleh Pasar Jepang, dimana harga jual tuna segar dari Biak Numfor lebih tinggi dibandingkan dengan harga tuna segar dari beberapa wilayah lain. Menurut catatan, harga tertinggi yang pernah diterima pada pengiriman ke-5 dan ke-6 pada bulan September 2022 sebesar ¥1.710 per kilogram.

Mengetahui hal tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan terus berupaya meningkatkan penangkapan ikan segar di Provinsi Biar agar jumlah ekspor ikan, terutama tuna segar bisa jauh lebih besar. Strategi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, salah satunya adalah mencanangkan Penangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis kuota penangkapan.

Hal ini disampaikan Menteri Trenggono saat Wapres Ma’ruf Amin meminta agar ke depannya terdapat strategi khusus untuk penanganan ikan segar agar jumlah ekspor ikan tuna segar bisa jauh lebih besar.

“Usahakan ini (tuna segar) bisa diolah di Biak. Penanganan ikan segar harus cepat, nah, mungkin juga perlu dipikirkan supaya ekspor ikan segar itu lebih besar lagi. Itu perlu strategi, dan kalau ini bisa dilakukan, pendapatan lebih besar, mudah-mudahan. Kita berharap potensi kelautan kita sangat besar dan dapat kita wujudkan,” ucap Wakil Presiden Ma’ruf Amin sesaat sebelum melakukan pelepasan pita sebagai simbol pelepasan ekspor 1,4 ton tuna segar ke Jepang dari Biak Numfor pada Jumat (2/12/2022). 

Lewat pencanangan Penangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis kuota penangkapan, Menteri Trenggono menjelaskan nantinya ikan yang ditangkap di wilayah perairan Biak bisa didaratkan di Pelabuhan Biak, diolah di ICS (Integrated Cold Storage) yang berada di Biak, dan diekspor langsung dari Biak ke negara tujuan.

“Memang program kami begitu, Pak. Jadi (nelayan) menangkap (ikan) di sini (wilayah perairan Biak), diolah di sini, dan kemudian diekspor langsung dari sini,” ucap Menteri Trenggono.

Ikan tuna yang diekspor adalah jenis yellowfin (sirip kuning) yang diekspor dengan berat mencapai 1,4 ton atau setara 40 ekor dengan ukuran berkisar 30-40 kg/ekor. Setelahnya, ikan tuna akan dikirim ke Bandara Narita Jepang menggunakan pesawat via Jakarta dengan kisaran waktu maksimal 12 jam.

2 dari 3 halaman

Quality Control di Unit Pengolahan Ikan

Dalam acara pelepasan ekspor ikan tuna segar tersebut, Dirjen Perikanan Tangkap KKP, Zaini dan Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Ishartini turut memaparkan proses rantai dingin serta jenis ikan yang akan diekspor kepada Wapres Ma’ruf Amin.

Sebelum dikirim ke Jepang, ikan tuna yang diturunkan dari kapal telah mengalami proses rantai dingin terintegrasi dengan dilakukannya pembuangan pembersihan insang, isi perut dan grading sashimi di Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang dikelola oleh pihak swasta.

Grading sashimi dilakukan oleh petugas Quality Control dengan memeriksa kualitas sashimi dari tekstur dan warna daging ikan tuna segar. Ikan dengan kualitas yang tidak memenuhi pasar Jepang, akan disimpan di gudang beku terintegrasi di SKPT Biak, untuk selanjutnya diolah menjadi tuna saku dan produk lainnya.

“Kegiatan ekspor ini merupakan ekspor yang ke-13. Sejak Agustus hingga November  2022 volume total ekspor tuna mencapai 39 ton,” terang Ishartini.

3 dari 3 halaman

Dukungan KKP untuk Kabupaten Biak Numfor

KKP sendiri telah melakukan berbagai upaya pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Kabupaten Biak Numfor, seperti membangun SKPT Biak dimulai sejak tahun 2017 dengan intervensi kegiatan melalui penyediaan sarana prasarana berupa pembangunan Gudang Beku Terintegrasi (ICS) berkapasitas 200 ton, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), infrastruktur pendukung di PPI Fandoi, dan pengadaan sarana berupa 100 unit kapal 3GT beserta alat tangkap dan GPS, kendaraan berpendingin, chest freezer dan cool box untuk menjaga mutu hasil tangkapan nelayan.

Pada tahun 2020-2021 juga telah dibangun dermaga tambahan PPI Fandoi, Pasar Ikan Fandoi, dan Pasar Ikan Bosnik yang berasal dari bantuan hibah pemerintah Jepang melalui JICA.

Selain melakukan pelepasan ekspor tuna ke Jepang, Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga secara simbolis menyerahkan beberapa bantuan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Perikanan Biak berupa kapal nelayan 3GT beserta motor tempel, pancing, coolbox, dan GPS kepada dua kelompok nelayan dari Distrik Yendidori yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nelayan.

 

(*)